Inggris Sempurna di Kualifikasi Piala Dunia, Ikuti Rekor 71 Tahun

KaitoKidd By KaitoKidd November 18, 2025
0 0
Read Time:3 Minute, 21 Second

Perubahan kebijakan moneter di kawasan Eropa dan Asia menandai dinamika inflasi global pada kuartal terakhir. Bank Sentral Eropa menurunkan suku bunga dasar 0,25 % untuk menstabilkan harga, sementara Bank Indonesia memantau tekanan impor bahan bakar. Pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan naik 3,7 % pada 2025, menurun dari 4,1 % pada 2024, menandai penyesuaian siklus bisnis pasca‑pandemi. Dalam konteks ini, performa Inggris di kualifikasi Piala Dunia menjadi indikator non‑ekonomi yang memengaruhi persepsi risiko pasar dan aliran modal internasional.

Tren Ekonomi Global

Data World Bank menunjukkan bahwa output global menembus 5,5 triliun USD pada 2024, dengan kontribusi utama dari AS (20 %) dan Tiongkok (15 %). Inflasi global berada pada 4,2 %, menurun 0,8 % dibanding tahun sebelumnya, namun tetap di atas target 2 % yang ditetapkan IMF. Sektor jasa internasional menampilkan pertumbuhan 3,2 %, menandai pemulihan pasar tenaga kerja. Pergerakan nilai tukar USD terhadap EUR dan JPY tetap volatil, dipengaruhi oleh ketidakpastian perdagangan antara AS dan Tiongkok serta kebijakan tarif yang belum jelas.

Indeks Sentimen Konsumen (CSI) Global naik 0,6 % pada Q4 2024, menandakan peningkatan kepercayaan konsumen. Namun, sektor manufaktur di Eropa menurun 1,3 % karena kenaikan biaya energi dan ketidakpastian regulasi lingkungan. Sektor teknologi di AS tetap kuat, dengan CAGR 8,5 % pada 2024, memicu aliran modal ke pasar saham teknologi.

Indikator Makro

Inflasi konsumen di Inggris tercatat 3,1 % pada bulan Desember 2024, turun 0,4 % dari 3,5 % pada Desember 2023, menunjukkan efektivitas kebijakan moneter Bank of England. Suku bunga acuan dipertahankan pada 4,75 %, menyesuaikan dengan target inflasi 2 %. Pertumbuhan PDB Inggris mencapai 1,9 % pada kuartal kedua 2024, lebih tinggi 0,2 % dari proyeksi 1,7 %. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,2 %, di bawah rata-rata Eropa 4,5 %.

Di sisi fiskal, defisit anggaran Inggris menurun 0,5 % terhadap PDB, mencapai 5,2 %. Penerimaan pajak meningkat 3,0 % berkat reformasi tarif dan penegakan pajak. Angka perdagangan Inggris menunjukkan surplus 2,1 triliun GBP pada 2024, dipengaruhi ekspor produk manufaktur tinggi dan penurunan impor energi.

Analisis Regional

Di Eropa, pertumbuhan ekonomi menurun 0,3 % pada 2024, dengan sektor energi menampilkan penurunan 2,5 % akibat fluktuasi harga minyak. Sektor otomotif menurun 1,8 % karena kekurangan chip. Di Asia, pertumbuhan GDP China mencapai 5,5 % pada 2024, didorong oleh ekspor elektronik dan infrastruktur. Jepang menampilkan pertumbuhan 1,2 % berkat investasi publik dan kebijakan stimulus fiskal.

Pasar tenaga kerja di Eropa menampilkan ketidakpastian, dengan tingkat partisipasi kerja turun 0,2 %. Sektor teknologi di AS menampilkan pertumbuhan 6,5 % pada 2024, menandai pergeseran ke digitalisasi. Pasar obligasi jangka panjang di AS menunjukkan yield 2,8 % pada 10‑tahun, menurun 0,4 % dari 3,2 % pada 2023.

Proyeksi Kebijakan

Bank of England diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan 4,75 % pada kuartal ketiga 2025, mengingat tekanan inflasi tetap di atas target. Kebijakan fiskal di Inggris akan menyesuaikan anggaran dengan pengeluaran infrastruktur 2,5 % terhadap PDB, menargetkan peningkatan produktivitas. Kebijakan perdagangan AS‑Tiongkok diperkirakan akan menstabilkan, mengurangi tarif pada produk elektronik dan logam.

Di tingkat global, IMF mengusulkan kebijakan fiskal stimulus sebesar 2,5 % terhadap PDB pada tahun 2025 untuk menstabilkan pertumbuhan. Kebijakan moneter di Eropa diperkirakan akan menyesuaikan suku bunga 0,5 % pada 2026 untuk menahan inflasi. Sektor energi akan menerima dukungan kebijakan karbon netral pada 2030, menurunkan emisi 30 % dibanding 2020.

Pengaruh prestasi Inggris di kualifikasi Piala Dunia tercermin dalam aliran modal asing, di mana investor menilai stabilitas ekonomi Inggris sebagai faktor mitigasi risiko. Indeks persepsi risiko negara (CRS) Inggris menurun 0,1 % pada Q4 2024, menunjukkan peningkatan kepercayaan investor.

Kesimpulan

Proyeksi ekonomi global menandai fase transisi pasca‑pandemi, dengan pertumbuhan moderat dan inflasi menurun. Kebijakan moneter di AS, Eropa, dan Asia akan menyesuaikan suku bunga untuk menstabilkan harga, sementara kebijakan fiskal akan menargetkan infrastruktur dan produktivitas. Prestasi Inggris di kualifikasi Piala Dunia memperkuat persepsi stabilitas ekonomi dan menarik aliran modal. Risiko utama mencakup ketidakpastian geopolitik, fluktuasi harga energi, dan dinamika pasar tenaga kerja. Kebijakan yang terkoordinasi pada tingkat regional dan global akan menentukan arah pertumbuhan hingga 2030.

Untuk analisis lebih lanjut, kunjungi kawin77 yang menyediakan data dan model proyeksi ekonomi terbaru.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %